Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

TANDA-TANDA YANG DITERIMA SETIAP HARI

Kegiatan setiap hari saya yaitu bekerja dan kuliah. Kegiatan yang sangat rutin dilakukan, berangkat dari mulai pagi hari sampai sore lalu melanjutkan aktivitas lainnya. Tidak cukup satu atau dua jam saja saya bertatap muka dengan layer computer/laptop. Terkadang benda elektronik ini dapat banyak membantu aktivitas saya tetapi juga bisa membuat kesehatan menurun. Dengan bentuk geometri yang kotak, alat ini tentu saja memiliki banyak tombol yang bisa di pijit, terdapat juga huruf serta angka untuk menunjukkan suatu pesan yang akan disampaikan. Tak lupa juga dengan alat pendukungnya yang sering disebut “tikus”, kabel dan chargernya. Tapi jika kita lihat dari bentuk terpisahnya, biasanya alat pendukungnya akan lebih banyak, seperti CPU, keyboard, dan alat lainnya. Menggunakan benda kotak ini terkadang susah-susah gampang, tetapi semakin kita mengikuti perkembangan zaman ini, saya jadi sangat mengerti kenapa kita membutuhkan benda elektronik ini. Jika disekripsikan lebih detail lagi warna

Kajian Seni Rupa

Kajian seni rupa selain menggunakan kajian semiotika yaitu dengan kajian metafisika yang berasal dari Plato tentang keindahan dan seni.  Teori ini tentang kenyataan Ilahi sebagai realita ideal yang paling sempurna dan abadi. Seni menjadi imitasi atau realita tiruan dari yang Ilahi itu. Penganut utama aliran ini adalah Jerman Arthur Schopenhauer (1778-1860) yang berpendapat bahwa  dunia realita yang sejati adalah dunia kehendak dan idea . Plato dengan filsafat ide menganggap bahwa seniman itu meniru kenyataan tiruan. Teori metafisika menjelaskan seni sebagi upaya menampilkan realita atau keindahan yang bersifat semu dan merupakan tiruan atau imitasi dari yang sesungguhnya.   Teori Psikologis Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (